Kamis, 03 Mei 2012

Ce-i-en-te-a



Suatu ketika, matanya memancarkan slide-slide, ia ingat satu per satu yang pernah terekam di dalamnya. Bahkan aku sampai lelah memeganginya dari belakang, hanya karena rasa penasarannya, yang  belum bisa memasangkan kait penyanggah jendela. Waktu satu jam saja, tidak akan pernah cukup selama rasa penasarannya tidak selesai.

 Saat berlama-lama itu, kesibukannya akan menyita perhatiannya pada suatu benda yang sedang menarik hatinya. Dan aku akan setia menunggunya, dengan diam-diam aku memperhatikan wajahnya dan merinci setiap bagiannya satu-satu. Aku tidak berpikir, apakah aku sedang tersenyum kala itu. Namun, semuanya berakhir dengan aku membelai rambutnya yang tipis dan menciumi pipinya yang lembut. Kadang ia tidak merespon apa-apa. Tapi seringkali pula, ia menatapku dengan wajah kesal. Matanya bulat semakin bulat. Ia marah tapi tidak terlihat menerkamku.

Tak kusangka, tangannya yang lembut itu juga sudah pandai memukul wajah. Ia memukul wajahku berkali-kali, sembari berbicara dengan bahasa bayi yang tak kumengerti. Kurasa, ia ingin mengatakan “Aku bukan bayi murahan yang sembarang bisa menciumku.” Lucu sekali bukan? Tidak hanya sekali. Tapi ia lakukan pula berulang-ulang kali. Tidak hanya padaku. Ia lakukan pula pada anggota keluarga yang lain: ibunya, ayahnya, neneknya, juga pada bundanya. Tapi entah mengapa, ia tidak memiliki hasrat untuk memukul kakeknya sekalipun. Tak tahu, berada pada tingkat kesenangan berapa? Ia sangat senang sekali digendong kakeknya. Lalu lama-kelamaan cuaca berangin membuatnya tertidur pulas dan kepalanya sedikit miring bersandar di atas bahu. Sudah kupastikan, wajahnya akan sangat begitu lucu.

Tidak sampai di situ, saat tertidur di atas bahu, yang harus dilakukan : gerakan slow motion. Sepeti adegan film yang lambat untuk memperlihatkan suatu keadaan detail lebih jelas. Mau tak mau, kita harus melakukan adegan itu satu per satu. Perlahan-lahan menurunkannya di atas ranjang, lalu menyelimutinya tanpa menggerakkan tubuhnya. Karena tentu, takkan ada yang menginginkan ia terbangun dan menangis sekencang-kencangnya.

Lalu, otakmu akan dipenuhi serangkaian keyakinan, bahwa kamu harus menjadi bodoh dan mengulang masa kekanak-kanakkanmu, hanya untuk berada di dekatnya. Di hadapannya, kamu akan seperti boneka yang bisa bicara dan bergerak. Dan ia seperti penonton di barisan pertama yang sedang menonton pagelaran cerita anak-anak. Tapi, kamu tidak akan pernah merasa malu menjadi bodoh dan kekanak-kanakkan, bernyanyi lagu masa kecilmu dengan gerakan tangan yang tak pernah diam; ke kanan, ke kiri, ke depan, ke atas. Menceritakan dongeng dengan suara yang berganti-ganti. Mengajarinya menghitung jari-jemarinya dan mengencangkan suara doa supaya ia mendengarnya.

Hanya berselang beberapa menit , tiba-tiba kamu merasa seperti pelawak yang gagal total membuat penontonnya tertawa. Terkadang, ia memang tak selalu merespon apa yang kamu lakukan. Di matanya, kamu tidak selalu membuatnya merasa tertarik seperti gula-gula. Bahkan, ia akan mengabaikanmu hanya karena lubang dan kunci lemari. Dan ia tak pernah peduli pada makanannya, saat ia lebih tertarik dengan mainan-mainan kulkas. Kurasa mulai detik pertama kamu harus rela berbagi ponsel dengannya karena ia lebih suka tombol-tombol itu. Ia juga akan menghabiskan waktu lebih lama hanya karena ingin mengaduk-aduk air di dalam gelas. Tak terkecuali, tombol off/on pada layar televisi.
Sesuatu yang baru dan apa yang setiap hari kita lakukan akan terekam di kepalanya dengan cepat.

Jangan-jangan tingkat emosionalnya termasuk salah satunya. Entahlah. Tapi aku lebih suka mengatakannya “mekanisme pertahanan bayi.”

Tapi di dalam beberapa kesempatan, aku merasa memiliki kesamaan sepertinya: sama-sama suka menangis. Ia dan aku seringkali menangis karena alasan yang tak jelas. Bukan. Tapi lebih tepatnya, karena tak ada yang mengerti. Tapi, ia akan selalu memberitahu apa keinginannya meski sekalipun tak ada yang mengerti bahasanya. Dan aku, tidak cukup dibilang anak-anak untuk mengutarakan.

Dan sama sepertiku, ia suka merajuk. Di waktu lain, ia tidak akan mendekatiku. Dengan cepat, ia akan menjauhkan tanganku dari tubuhnya. Saat aku ingat, aku telah mengambil mainan dari tangannya, hingga membuatnya kesal. Satu-satunya penyebabnya karena ia memiliki daya ingat yang cukup kuat. Dan pada akhirnya, aku harus rela menunggu kesalnya mereda dalam waktu yang cukup lama.

Tiba-tiba, aku jadi ingat satu kata menakjubkan: Ce-i-en-te-a. Kurasa hal itu yang sedang terjadi dalam arti sebenarnya. Kamu tidak pernah meminta dan mengharap arus balik. Tidak pernah mengenal alasan ini-itu karena cantik, ganteng, pintar, kaya, hebat, atau mengagumkan. Bahwa saat kamu di hadapkan pertanyaan mengapa kamu mencintainya, tanpa tersadar, kamu tidak membawa alasan satu pun di dalam genggaman tanganmu. Karena ia tidak memiliki syarat.
Meski, di ruang tersempit sekalipun. Kurasa cinta akan selalu memiliki porsi lebih besar sendiri di dalam hatimu!

Cinta itu ternyata menakjubkan!



Palembang, 2012

1 komentar:

  1. Mohegan Sun - MapyRO
    Mohegan Sun is 김제 출장샵 a 제주 출장마사지 Casino in Uncasville, CT. 전라남도 출장샵 View map. 순천 출장마사지 Address: 1 Mohegan Sun Blvd. Uncasville, CT 06382, United 오산 출장안마 States.

    BalasHapus

temukan peluang emas