Ungkapan kasih sayang dan keselarasan jiwa yang sejati akan sangat terasa apabila kita mengingat lagi sirah Rasulullah saw.Ketika Rasulullah saw pertama kali menerima wahyu di Gua Hira. Beliau pualng kerumah dalam keadaan gemetar dan sangat tertekan sehingga beliau berkata. "selimuti aku...selimuti aku..", kepada isterinya Khadijah r.a. Dengan tenang dan rasa kasih sayang, Khadijah r.a menyelimuti beliau dan menemani sampai hilang rasa takut beliau. " Wahai khadijah, tahukah engkau mengapa aku tadi begitu?", kata beliau. Lalu diceritakan yang telah dialaminya, "aku khawatir atas diriku".
Khadijah r.a adalah isteri yang memahami benar siapa dan bagaimana suaminya. Dengan penuh pengertian dan rasa cinta, ditenangkannya hati sang suami, "tidak, bergembiralah Allah tidak akan membuat anda kecewa. Anda selalu menyambung silaturahim, jujur dalam berkata, membantu orang yang lemah, menolong orang yang sengsara, menghormati tamu, dan membela orang yang berdiri diatas kebenaran". Sebuah dukungan sederhana yang kemudian menjadi kekuatan sebuah perubahan peradaban umat manusia.
Sebagai bentuk dukungan kuat seorang isteri, khadijah mengajak suaminya menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, salah seorang anak pamannya. Ia memeluk agama Nasrani dan dapat menulis huruf Ibrani bahkan pernah menulis bagian-bagian dari injil dalam bahasa ibrani. Ia seorang lanjut usia dan kehilangan penglihatan. Khadijah r.a bertanya padanya," Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang akan dikatakan oleh anak lelaki saudaramu (muhammad saw)". Waraqah bertanya kepada Muhammad saw, "Hai anakku saudarak, ada apa gerangan?". Rasulullah saw menceritakan apa yang terjadi di gua Hira. Setelah mendengar keterangan Rasulullah saw, Waraqah berkata,"itu, adalah malaikat yang pernah diutus Allah kepada Musa a.s. Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda perkasa. Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kita diusir oleh kaummu". " Apakah mereka akan mengusir aku". Waraqah menjawab,"ya , tak seorangpun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang kamu hadapi, pasti kamu kubantu sekuat tenagaku". Tidak lama kemudian Waraqah wafat.
Sikap yang diambil Khadijah r.a yang menunjukkan kecerdasan dan kearifannya, tidak hanya memberikan kekuatan emosional yaitu rasa percaya diri Rasulullah saw. Namun juga adanya pemahaman Rasulullah semakin yakin bahwa yang terjadi pada diri beliau adalah sebuah kebenaran. Dan sebagai bentuk keyakinan atas kebenaran yang dibawa suaminya , khadijah menjadi orang dan wanita pertama yang beriman, sekaligus sebagai penyokong dakwah Rasulullah saw. Sebuah keputusan luar biasa dari seorang isteri dan seorang wanita. Ia berani mengambil sebuah keputusan yang dipahaminya dengan sangat akan membawa perubahan besar pada kehidupannya. Ia paham akan ujian yang akan menghadang tekadnya mendukung dakwah suami.
Semoga kita bisa menjadi seorang wanita seperti khadijah r.a.....
0 komentar:
Posting Komentar