Senin, 16 Januari 2012

49 days





Percayakah kamu dunia ini lebih rumit dari sepotong penggalan film?

49 hari adalah waktu yang diperlukan Shin Ji-hyun untuk menghidupkannya kembali dari koma. Awalnya, saya tidak begitu suka─film fantasi yang berada di luar nalar. Film yang tidak sesuai dengan kenyataan, seperti yang hanya terjadi di negeri dongeng. Salah. Ternyata, ada banyak perihal yang tersurat, juga tersirat. Hal yang mengundang, juga mengandung.
Mengapa airmata harus menjadi indikator dari sebuah ketulusan? Terlepas dari beragam “alasan airmata” yang keluar. Percayakah, di dunia ini ada ribuan wajah-wajah sebenarnya yang bersembunyi di balik bokong? Lalu, bahan apa yang mengikat erat pada wajah mereka sekarang? Sok baik, sok tulus, sok suci, sok tegas, sok pintar. Percayakah kamu, segelas ice cream yang disesapi bersama di café, pada detik, jam dan hari yang sama tiba-tiba kalian bermusuh dan tak saling mengenal.
Dan lebih mengejutkan lagi, pada sebuah kematian, airmata apa yang sebenarnya keluar? Tiba-tiba, kamu merasa sendiri. Tak tahu, mana lawan mana kawan? Tak tahu, kamu pulang untuk siapa? Tak tahu, kamu mengingat dan mengenang untuk siapa? Tak tahu, kamu menyesal dan berharap untuk siapa? Di hadapanmu, ketiga wajah-wajah yang sama itu terlihat berbeda. Lucunya, dari ketiga alasan mereka menangis, tak sekalipun perihal namamu tersangkut. Pertama, operasi penghilang keriput di sekitar mata gagal total. Kedua, sedari hidup memang baik tapi naïf, aku tak begitu suka semasa hidupnya, tragis. Ketiga, aku nyaris kehilangan mahkota rambutku─botak. Lantaran tugas kampus yang tak usai-usai. Ke manakah teman-teman yang selama ini mendampingimu?
Mulanya waktu 49 hari begitu lama. Tapi, ternyata dalam hitungan 49 hari, tiga tetes airmata sangat sulit didapatkan. Mengapa setelah kematian, kita tahu mana tulus dan tak tulus? Masa di mana tubuh berhenti bergerak, namun jiwa akan selalu ada. Bila memang 49 hari adalah waktumu. Masihkah harus percaya ada orang yang benar-benar mencintaimu dengan tulus? Yang saling bersepakat─saling mengamini karakter masing-masing. Sebagai tanda: menerima apa adanya.

Bukankah ada celah di dunia ini? Sekalipun, jalanan itu─jalan sempit. Dan satu-satunya jalan yang harus ditempuh. Teruslah berharap. Dan berharap. Di ujung sana, mungkin di kaki pelangi itu. Kan kau temukan, setetes airmata. Hanya untukmu!



Dunia memang lebih rumit dari sepotong penggalan film, tapi, tak selalu sedramatis cerita dalam film!!!



Palembang, 120112
(Udara semakin dingin, tapi tak cukup membekukan aku dalam waktu)
Vie Okt


0 komentar:

Posting Komentar

temukan peluang emas